BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar.
Belajaradalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu
yang dapat diamati,diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia
yang dikembangkanmelalui belajar yaitu pertama; ketrampilan intelektual,
informasi verbal, strategi kognitif,ketrampilan motorik, dan sikap. Pendidik
dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untukmencapai
kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Dalamhal
ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena
desainpesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan
suatu pola atausignal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan
kondisi untuk belajar. Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari
belajar, karena dengan belajarmanusia menjadi mengerti dan paham tentang hal –
hal yang sebelumnya belum merekaketahui. Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itusendiri dalam interaksi
dalam lingkungan. Belajar memegang peranan penting di dalamperkembangan,
kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran Menurut Aliran
Behavioristik
Menurut aliran ini, pembelajaran adalah upaya
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar
terjadi hubungan dengan lingkungan dengan tingkah laku pembelajar. Oleh karena
itu disebut juga pembelajaran perilaku.
Adapun prinsip – prinsip teori pembelajaran
perilaku antara lain :
- Perlu diberikan penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar.
- Pemberian penguatan bisa berupa penguat sosial (pujian),
aktivitas (mainan) dan simbolik (uang, nilai).
- Hukuman dapat digunakan sebagai alat pembelajaran tapi perlu
hati-hati.
- Perilaku belajar yang segera diikuti konsekuensi akan lebih
berpengaruh.
- Pendidik dikatakan telah melakukan pembentukan bila memberikan
penguatan dalam pengajarannya.
Secara umum penerapan fisik belajar perilaku
tampak dalam langkah-langkah pembelajaran berikut :
- Menentukan tujuan intruksional
- Mengalisis lingkungan kelas termasuk identifikasi entry
behavior peserta didik
- Menentukan materi pelajaran
- Memecahkan materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil
- Menyajikan materi pembelajaran
- Memberikan stimulus yang mungkin berupa pertanyaan, latihan dan
tugas-tugas
- Mengamati dan mengkaji respon peserta didik
- Memberikan penguatan mungkin positif atau negatif
- Memberikan stimulus baru
2.2 Pembelajaran Menurut
Aliran Kognitif
Pengembangan konsep pembelajaran kognitif sudah
tentu sangat dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif. Terdapat tiga tokoh
penting di dalamnya yaitu: Piaget, Bruner dan Ausuble.
2.2.1 Prinsip Pembelajaran Menurut Jean
Piaget
Tiga prinsip utama pembelajaran yang dikemukakan
Piaget, antara lain:
- Belajar aktif
Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena
pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan
kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang
memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya: melakukan percobaan sendiri;
memanipulasi symbol-simbol; mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya
sendiri; membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.
- Belajar lewat interaksi sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang
memungkinkan terjadinya interaksi di antara subyek belajar. Menurut Piaget
belajar bersama baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih dewasa akan
membantu perkembangan kognitif mereka. Karena tanpa kebersamaan kognitif akan
berkembang dengan sifat egosentrisnya. Dan dengan kebersamaan khasanah kognitif
anak akan semakin beragam. Hal ini memperkuat pendapat dari JL. Mursell.
- Belajar lewat pengalaman sendiri
Dengan menggunakan pengalaman nyata maka
perkembangan kognitif seseorang akan lebih baik daripada hanya menggunakan
bahasa untuk berkomunikasi. Berbahasa sangat penting untuk berkomunikasi namun
jika tidak diikuti oleh penerapan dan pengalaman maka perkembangan kognitif
seseorang akan cenderung mengarah ke verbalisme.
2.2.2 Prinsip Pembelajaran Menurut
Brunner
Brunner menyatakan bahwa dalam belajar ada empat
hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu peranan pengalaman struktur
pengetahuan, kesiapan mempelajari sesuatu, intuisi, dan cara membangkitkan
motivasi belajar. Maka dalam pengajaran di sekolah Brunner mengaukan bahwa
dalam pembelajaran hendaknya mencakup:
- Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar
Pembelajaran dari segi siswa adalah pembelajaran
yang membantu siswa dalam hal mencari alternative pemecahan masalah. Dalam
mencari pemecahan masalah melalui penyelidikan dan penemuan serta cara
pemecahannya dibutuhkan adanya aktivitas, pemeliharaan dan pengarahan. Artinya
dalam pembelajaran dibutuhkan pengalaman-pengalaman untuk melakukan sesuatu
dengan tujuan mempertahankan pengalaman-pengalaman yang positif. Karena itulah
diperlukan arahan dari guru agar siswa tidak banyak melakukan kesalahan. Maka
guru harus memberikan kesempatan sebaik-baiknya agar siswa memperoleh
pengalaman optimal dalam proses belajar dan meningkatkan kemauan belajar.
- Perstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal
Pembelajaran hendaknya dapat memberikan struktur
yang jelas dari suatu pengetahuan yang dipelajari anak-anak. Struktur
pengetahuan memiliki tiga ciri dan setiap ciri itu, mempengaruhi kemampuan
untuk menguasainya.ketiga cara itu ialah : penyajian, ekonomi dan kuasa (Dahar
; 1996 )
- Penyajian (mode of representation )
Penyajian dilakukan dengan cara enaktif,ikonik
dan simbolik. Cara pnyajian enaktif adalah melalui tindakan, jadi bersifta
manipulatife.Dengan cara enaktif seseorang mengetahuai suatu aspek dari
kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata dan didasarkan pada belajar
tentang respon-respon dan bemtuk-bentuk kebiasaan.
- Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal.
Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan
gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan
sepenuhnya konsep itu.
- Cara penyajian simbolik
Dengan mendekati masa adolesensi, bagi seseorang,
bahasa menjadi makin penting sebagai suatu media berfikir. Penggunaaan
penyajian ikonik ke penyajian simbolik yang didasarkan pada system berfikir
abstrak, arbriter dan lebih fleksibel. Penyajian simbolik dibuktikan oleh
kemampuan sesorang lebih memperhatikan prosisi atau pernyataan dari pada
objek-objek, memberikan struktur hierarkhis pada konsep-konsep dan kemungkinan
alternative dalam suatu cara kombinatorial.
- Ekonomis
Dalam penyajian suatu pengetauan akan dihubungkan
dengan suatu informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk
mencapai pemahaman. Semakin banyak jumlah informasi yang harus dipelajari
peserta didik untuk memahami sesuatu, makin banyak langkah-lagkah yang harus
ditempuh.
- Kekuatan
Kuasa dari suatu penyajian dapat juga diartikan
sebagai kemampuan penyajian itu untuk menghubungkan hal-hal yang kelihatannya
sangat terpisah-pisah.
- Perincian urutan penyajian materi pelajaran
Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan siswa
dibimbing melalui urutan masalah, sekumpulan materi pelajaran yang logis dan
sistematis untuk meningkatkan kemampuan dalam menerima, mengubah dan
mentransfer apa yang telah dipelajari. Urutan materi sangat berpengaruh pada
tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi tersebut. Yang mempengaruhi
dalam urutan optimal suatu materi adalah factor belajar sebelumnya, tingkat
perkembangan anak, sifat materi pelajaran dan perbedaan individu.
- Cara pemberian penguatan
Brunner mendukung adanya hadiah dan hukuman dalam
pembelajaran yang digunakan sebagai reinforcement untuk siswa. Sebab Brunner
mengakui bahwa suatu ketika hadiah ekstrinsik bisa berubah menjadi dorongan
yang bersifat intrinsic. Demikian juga pujian dari guru adalah dorongan
bersifat ekstrinsik dan keberhasilan memecahkan masalah menjadi dorongan yang
bersifat intrinsik.
2.2.3 Prinsip Pembelajaran menurut David
Ausuble
David Ausuble mngemukakan tentang belajar
bermakna (meaningful learning). Belajar bermakna adalah proses mengaitkan
informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Prasyarat belajar bermakna adalah: materi yang akan
dipelajari bermakna secara potensial dan anaj yang belajar bertujuan melaksanakan
belajar bermakna. Empat prinsip pembelajaran, antara lain:
- Pengatur Awal/ kerangka cantolan(Advance Organizer)
Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan
guru dalam membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi
maknanya. Penggunaan pengatur awal yang tepat dapat meningkatkan pemahaman
berbagai macam materi pelajaran, terutama materi pelajaran yang mempunyai
struktur yang teratur. Pada saat mengawali pembelajaran dengan presentasi suatu
pokok bahasan sebaiknya “pengatur awal” itu digunakan, sehingga pembelajaran
akan lebih bermakna.
- Diferensiasi Progresif
Di dalam proses belajar bermakna perlu adanya
pengembangan dan elaborasi konsep-konsep. Caranya unsure yang paling umum dan
inklusif diperkenalkan lebih dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti
proses pembelajaran dari umum ke khusus.
- Belajar Superordinat
Belajar superordinat adalah proses struktur
kognitif yang mengalami pertumbuhan ke arah deferensiasi, terjadi sejak
perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif
tersebut. Proses belajar tersebut akan terus berlanjut hingga suatu saat
ditemukan hal-hal baru. Belajar superordinat akan terjadi bila konsep-konsep
yang telah dipelajari sebelumnya merupakan unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih
luas dan inklusif.
- Penyesuaian Integratif
Pada suatu saat siswa kemungkinan akan menghadapi
kenyataan bahwa dua atau lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep
yang sama atau bila nama yang sama diterapkan pada lebih satu konsep. Untuk
mengatasi pertentangan kognitif itu, Ausuble juga mengajukan konsep
pembelajaran penyesuaian integrative. Caranya, materi pelajaran disusun
sedemikian rupa, sehingga guru dapat menggunakan hierarki-hierarki konseptual
ke atas dank e bawah selama informasi disajikan.
2.3 Pembelajaran Menurut Aliran
Humanistik
Pendidikan humanistik sangat mementingkan adanya
rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Aliran ini mempunyai tujuan pendidikan
yaitu memanusiakan manusia agar manusia mampu mengaktualisasi diri
sebaik-baiknya. Aliran humanistik tidak mempunyai teori belajar khusus, tetapi
hanya bersifat ekletik, dalam arti mengambil teori yang sesuai (kognitif) asal
tujuan pembelajaran tercapai.
- Fungsi pendidik
Peran pendidik dalam pendekatan humanistik adalah
sebagai fasilitator belajar.Pendidik adalah individu yang memiliki tugas
membimbing belajar sebagai model pemecahan masalah, sebagai katalisator dalam
memprakarsai proses belajar, sebagai pembantu dalam proses belajaran, sebagai
teman peserta didik dalam mengkaji dan memecahkan masalah.Ada 5 peran yang harus dilakukan
pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran humanistik yaitu :
1) Menciptakan
iklim belajar.
Ada 4 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
menciptkan lingkungan belajar yang kondusif bagi kegiatanbelajar peserta didik,
yaitu :
- Persiapan sarana dan kegiatan belajar
Pemberitahuan kegiatan belajar yang disampaikan
kepada peserta didik akan memberikan dampak positif terhadap iklim belajar
apabila tampilan pemberitahuan tersebut mampu memberikan semangat dan cita rasa
serta harapan kepada peserta didik.Dalam
kegiatan awal pembelajaran peserta didik perlu dilibatkan didalam berbagai
kegiatan, missalnya ikut serta dalam menyiapkan sarana belajar.
- Pengaturan fisik
Sebelum kegiatan belajar dimulai lingkunagn fisik
hendaknya ditata sehingga tampak menyenangkan.
- Acara pembukaan kegiatan belajar
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
pendidik dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif. Misalnya pada kegiatan
diskusi. Dalam pembukaan pembelajaran, dapat dijadikan forumuntik saling
berkenalan dan dapat pula diberikan orientasi mengenai tujuan dan rencana
kegiatan. Penampilan dan sikap pendidik dapat ikut berperan dalam menciptkan
iklim belajar.
- Membangun suasana kebersamaan
Membangun kebersamaan peserta didik di dalam
kelompok, adalah gampang –gampang susah lebih-lebih pada awal pembelajaran.
Apabila pendidik mampu memfasilitasipeserta didik untuk membangun kebersamaan
dengan prakarsa diri, berarti dia telah memperoleh keberhasilan wal dalam
melaksanakan pembelajaran.
2) Memenui
kebutuhan belajar peserta didik.
Kebutuhan berfungsi sebagai kunci pendorong
perilaku sehingga menciptakan keaadaan yang tidak seimbang pada diri individu.
kebutuhan pendidikan adalah segala sesuatu yang harus dipelajari oleh peserta
didik untuk kebaikan sendiri ataupun masyarakat.
Kebutuhan pendidikan merupakan kesenjangan antara
apa yang diinginkan oleh peserta didik atau masyarakat dengan apa yang
dimiliki. Semakin kongkrit individu mengidentifikasi aspirasi dan menilai
tingkat kompetensinya , semakin tepat pula menetapkan kebutuhan belajarnya dan
termotivasi untuk belajar.
3) Membantu
mengungkapkan emosi peserta didik.
Pendidik yang melaksanakan pendekata
humanistic akan selalu terlibat dalam kegiatan kehidupan emosional peserta
didik.pendidi yang mampu memahami kondisi emosional peserta didik akan berhasil
melaksanakan pembelajaran. Demikian pula peserta didik ynang memahami kondisi
emosional teman-temannya. Dia akan mudah beradaptasi dan pada gilirannnya akan
berhasil dalam belajar. Oleh karenan itu apabila individu mampu memahami
dirisendiri dan lingkungannya maka akan mudah dalam mengebangkan kemampuan
emosinya.
4) Membantu belajar
peserta didik.
Untuk menjadi pendidik humanistic, seseorang
harus mampu dan mau mendengarkan mengelola gagasan, mengemas sumbang saran yang
mengarah pada pencapaian tujuan yang telah menjadi kebutuhan belajar peserta
didik. Oleh karena belajar sambil bekerja merupakanpengalaman terbaik unutk
menambah keterampilan memfasilitasi aktifitas belajar peserata peserta didik.
Fungsi pendidik dalah menjadi fasilitator yang
membantu peserta didik belajar, bebrapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu
seperti menyediakan sumber daya dan memilih teknik untuk membantu belajar
peserta didik.
- Bentuk pembelajaran
Bentuk pembelajaran melalui pendekatan humanistik
adalah bahwa peserta didik dituntut untuk selalu memotivasi diri. Untuk
mencapai ke arah itu kegiatan belajar hendaknya mendorong peserta didik untuk
belajar cara-cara belajar dan menilai belajarnya sendiri. Program pembelajaran
yang diterapkan dalam pendekatan humanistik umumnya menggunakan kegiatan
terbuka di mana peserta didik harus menemukan informasi, membuat keputusan,
memecahkan masalah dan membuat produk sendiri. Dalam pendidikan humanistik, peserta
didik tidak memiliki tempat duduk yang tetap seperti halnya pendidikan
konvensional. Peserta didik dapat belajar mandiri atau belajar dengan kelompok.
2.4 Pembelajaran Menurut Aliran
Kontemporer
Pembelajaran teori kontemporer yang dimaksud
disini adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar kontruktivisme. Pada
kontruktivisme seperti Von Glassersfeld, mengembangkan fungsi kognitif
dalam mengkontruksi pengetahuan. Disini pembelajaran berfungsi membekali
kemampuan peserta didik mengakses berbagi informasi yang dibutuhkan dalam
belajar dalam kaitan perolehan informasi peserta didik mempunyai kemampuan
mengakses beragam informasi yang digunakan untuk belajar, maka pendidik
berfungsi membekali kemampuan peserta didik dalam menyeleksi informasi yang
dibutuhka. Informasi tidak memuat sai-satunya kebenaran tetapi informasi hanya
memiliki makna dalam konteks waktu, tempat, permasalahan dan bidang tertentu
(Pannen, Paulina, dkk 20011).
Pembelajaran kontruktivisme mengkritisi konsep
pembelajaran yang selama ini, belajar mengajar dalam arti cenderung berpusat
pada pendidik dipihak lain cenderung berpusat pada subjek belajar. Karena
kontruktivisme berpegang pada pandangan keaktifan peserta didik dalam
mengkontruksi pengetahuan berdasarkan intraksinya dalam pengalaman belajar yang
diperoleh.Bentuk pembelajaran student center learning strategies dilaksanakan
melalui belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif dan kolaborasi
generatif learning dan problem based learning.
Model pembelajaran yang dikembangkan dalam teori
kontruktivisme adalah berdasrkan teori pembelajaran Quantum. Pengertian quantum
teaching mencangkup dan dapat dipahami melalui tiga hal. Yaitu : quantum,
pemercepatan belajar dan fasilitas.
Quantum berarti interkasi yang mengubah
energi menjadi cahaya. Teaching berarti pengajaran kemudian diarttikan sebagia
pembelajaran untuk menghilangkan kesan dominasi tugas pendidik terhadap peserta
didik dan memberikan pengakuan lebih terhadap kemampuan peserta didik untuk
belajar dengan bantuan dan bimbingan pendidik .
Pemercepatan belajar berarti
menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara
sengaja menggunakan musik,mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan ajaran
yang sesuai secara efektif penyajian dan keterlibatan aktif.
Fasilitas artinya memudahkan segala hal
fasilitas dalam konteks ini merujuk pada impelementasi strategi yang
menyingkirkan hambatan belajar.mengembalikan proses belajar yang mudah dan
alami.
Berdasarkan keterangan diatas disimpulkan bahwa
pembelajaran quantum adalah adanya upaya pendidik untuk mengorkestrasikan
berbagi intraksi dalam proses pembelajaran yang menjadi cahaya yang melejit
prestasi pesrta didik dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui
penggunanaan, cara dan alat yang tepat sehingga peserta didik dapat belajar
secara mudah dan alami.
Pembelajaran quantum dirancang berdasarkan 3 hal
yaitu: asas utama, prinsip-prinsip dan model. Asas utama berkaitan dengan
konsep yang digunakan untuk pembelajarn quantum yaitu: Bawalah dunia mereka
ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. hal ini
mengandung konsekuensi bahwa langkah pertama yang hareus dilakukan pendidik
dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membangun jembatan autentik memasuki
kehidupan peserta didik untuk mendapatkan hak mengajar dari mereka.
Belajar adalah kegiatan full kontak, suatu
kegiatan yang melibatkan seluruh kepribadian manusia (pikiran, ;perasaan dan
bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya serta
presepsi masa mendatang.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran
quantum terdiri dari 5 macam yaitu :
- Segalanya berbicara
Prinsip segalanya berbicara mengandung pengertian
bahwa segala sesuatu diruang kelas berbicara mengirim pesan tentang belajardari
lingkungan kelas hingga bahasa tubuh pendidik dari kertas yang dibagikan hingga
rancangan pelajaran
- Segalanya bertujuan
Prinsip ini berarti bahwa semua upaya yang
dilakuakanb pendidik dalam mengubah kelas mempunyai tujuan yaitu agar peserta
didik dapat belajar secara optimal, mencapai prestasi tertinggi.
- Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar yang paling baik terjadi ketika
peserta didik telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama unmtuk
hal0hal yang mereka pelajari.
- Akui setiap usaha
Pendidik hendaknya mengakui setiap usaha yang
telah dilakukan oleh peserta didik agar peserta didik selalu mengoptiomalkan
usahanya misalnya dengan pemberian hadiah oleh pendidik pada peserta didik
- Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Setiap usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang
terbaik perlu mendapatkan suatu pengharagaan sebagai hasil kerja keras mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Pembelajaran menurut aliran behavioristik
adalah upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan.
Prinsip pembelajarannya ada penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar
berupa pujian, aktivitas (mainan) dan simbolik (uang, nilai), hukuman, dan
perilaku belajar yang segera diikuti konsekuensi.
3.1.2 Pembelajaran menurut aliran kognitif
, Jean Piaget memiliki 3 prinsip pembelajaran yaitu belajar aktif,
belajar lewat interkasi sosial dan pengalaman sendiri. Menurut Brunner antara
lain pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar, perstrukturan pengetahuan,
urutan penyajian materi dan pemberian penguatan. Sedangkan, David Ausubel yaitu
kerangka cantolan, belajar progesif, belajar superodinat dan penyesuaian
integratif.
3.1.3 Pembelajaran menurut aliran humanistik
bertujuan untuk memanusiakan manusia agar mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya.
Prinsip pembelajarannya meliputi menciptakan iklim belajar, memenuhi kebutuhan
peserta didik, membantu mengemukakan emosi dan membantu belajar peserta didik.
3.1.4 Pembelajaran menurut aliran kontemporer
berdasarkan teori kontruktivisme yang berperan dalam model pembelajaran
kuantum. Model ini adalah upaya untuk mengorkestrasikan berbagai interaksi
dalam proses pembelajaran menjadi cahaya prestasi, dengan menyingkirkan
hambatan belajar dan menfasilitasinya sehingga peserta didik dapat belajar dengan
mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi E.U., dan Praja. 1989. Pengantar
Psikologi. Bandung : Angkasa.
Meliala, Adrianus. NY. Teori-teori Belajar.
http://www.adrianusmeliala.com/files/kuliah.
Diakses tanggal 12 Desember 2011, Pukul 13.10 WIB.
Rifa’i, Achmad dan Catharina T.A. 2010. Psikologi
Pendidikan. Semarang : Puspeng MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar