Turbo

Selasa, 17 November 2015

Makalah BAHASA INGGRIS tentang metode PERMAINAN dan NYANYIAN dalam mengajar bahasa inggris

BAB I
PENDAHULUAN
    A.   Latar Belakang
Terlepas dari diabaikannya Pengenalan Bahasa Inggrs di SD, dmana mapel in tidak terlalu dibutuhkan untuk anak-anak, namun bagi penulis sendiri memliki pendapat yang berbeda. Bagi penulis Bahasa Inggris perlu diperkenalkan kepada anak-anak bahkan anak di PAUD dan TK sekalipun. Pengenalan Bahasa Inggris untuk anak-anak tentunya dengan cara tersendiri dan berbeda dengan anak-anak sekolah lanjutan seperti SMP dan SMA.
Pengenalan bahasa inggris untuk anak-anak dengan sifatnya yang tidak membebani, tidak membuat anak bosan, dikemas dalam bentuk bermain sambil belajar, atau bahkan kesannya bukan belajar tetapi bermain yang memberikan keterampilan Bahasa Inggris bagi mereka.
Selanjutnya seperti apakah kita mengenalkan Bahasa Inggris kepada anak-anak ? Bahasa Inggris memang bukan Bahasa Ibu, Bahasa Inggris merupakan Bahasa Asing, namun anak-anak kita memiliki potensi untuk memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Mengenalkan Bahasa Inggris wajib menyenangkan  bukan sebaliknya memaksa dan membebani mereka. Menyanyi, permainan, menggambar, mewarnai, storytelling, dan lainnya merupakan metode yang efektif untuk introducing bahasa inggris kepada anak-anak.

    B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan metode menyanyi dalam bahasa inggris ?
2.    Apakah yang dimaksud dengan metode permainan dalam Bahasa Inggris ?
3.    Apa sajakah permainan yang dapat digunakan dalam Bahasa Inggris ?






BAB II
PEMBAHASAN
A.   Nyanyian (Songs)
Nyanyian adalah serangkaian kata-kata yang dilagukan dengan irama dan nada tertentu. Dengan nyanyian lagu tersebut, guru dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan yang berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari anak.
Menyanyi selain sebagai kegiatan yang dapat membawa fun tersendiri bagi anak, dapat juga mengembangkan imajinasi dan rasa percaya diri anak, sehingga memacu anak untuk lebih kreatif dan berani tampil didepan umum, kemampuan anak dalam bernyanyi pada usia dini ini biasanya didasarkan oleh pengalamannya pada saat mendengar musik ataupun mendengar orang tua dan orang-orang disekitarnya bernyanyi.[1]
Lagu diciptakan dengan tujuan utama yaitu :
a)    Lagu yang diciptakan hanya sekedar untuk dinikmati dan
b)    Lagu diciptakan dengan tujuan pembelajaran.
Lagu dan irama merupakan bagian penting dari kehidupan anak-anak dan juga merupakan alat atau sebagai media pembelajaran bahasa kepada anak. Yaitu pengajaran dan pembelajaran terutama bahasa asing, belajar bahasa melalui nyanyian membuat anak-anak merasa senang dalam pembelajaran karena mereka menikmat lagu, sambil bernyanyi mereka pun sebenarnya belajar bahasa inggris.
Lagu yang diciptakan untuk pembelajaran anak-anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a)    Berisi kata, frasa, atau kalimat dengan tema tertentu.
b)    Unsur bahasa diulang-ulang.
c)    Umumnya nyanyian berkonteks sehingga mudah dihafal.
d)    Lagu dinyanyikan dengan gerakan-gerakan anggota badan (action songs)
e)    Lagu bisa dinyanyikan diluar kelas oleh anak.
f)     Bernada gembira.
Dalam mengajar bahasa inggris dengan lagu, seorang guru perlu memperhatikan beberapa hal penting, antara lain sebagai berikut :
·         Pilihlah lagu yang sesuai dengan karateristik siswa dan tingkat perkembangan bahasa.
·         Lirik lagu janganlah terlalu panjang supaya tidak sulit untuk dihafal.
·         Lagu sebaiknya menarik, dinamis, dan bernada gembira.
·         Untuk tujuan tertentu, misalnya guru ingin mengajar butir bahasa tertentu, maka pilihlah lagu yang berisi pengulangan butir bahasa tersebut.
·         Dalam memilih lagu, perlu dipertimbangkan penggunaan kata-kata sederhana dan mudah diucapkan.
·         Nyanyian pendek dengan kata-kata sederhana dan bernada gembira akan cepat dihapal oleh anak-anak.
Contoh :nyanyian 1
Sebagai pengantar, lagu twinkle, little star  guru dapat menjelaskan atau bertanya terlebih dahulu kepada siswa tentang arti star. Setelah siswa memiliki konsep yang jelas, kemudian guru dapa mengajak anak-anak bernyanyi bersama.
What is a star ?
A star : is a small twinkling light
We sometimes see in the night time sky
Stars are far from the earth. The sun
Is a special star that we can see during
The day. A star is also a kind of shape.
Lagunya :
Twin-kle, twin-kle lit-tle star. How I won-der what you are !
Up a-bove the world so high. Like a dia-mond in the sky.
Twin-kle, twin-kle lit-tle star. How I won-der what you are ![2]

B.   Permainan (games)

Permainan adalah aktivitas yang dilakukan berdasarkan aturan tertentu. Anak bermain karena mereka senang. Anak belajar melalui permainan. Pada saat mereka bermain bersama, anak berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam interaksi tersebut, keterampilan berbahasa dapat dibangun, terutama menyimak dan berbicara.
Bermain diartikan oleh banyak ahli dengan berbagai cara, misalnya :
1. Menurut Schiller dan Spencer, bahwa anak mempunyai kelebihan energi, dan energi itu dapat diungkapkan melalui aktifitas bermain.
2. Menurut Karl Groos, melalui kegiatan bermain, seorang anak menyiapkan diri untuk kehidupannya kelak jika telah dewasa.
3. Menurut Tanley Hall, melalui bermain anak melewati tahap- tahap perkembangan yang sama dari perkembangan sejarah umat manusia (teori rekapitulasi).
4. Menurut Lazarus, bahwa anak bermain untuk membangun kembali energi yang hilang. (dalam Anita Yus, 2005).
Beberapa arti metode permainan yaitu :
1. Pembelajaran dengan metode bermain adalah pembelajaran dengan cara seolah–olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
2. Metode permainan adalah cara mengajar yang dilaksanakan dalam untuk permainan.
3. Metode permainan dalam pembelajaran adalah cara untuk menyampaikan pelajaran dengan sarana bermain. Metode permainan dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran dan membuat siswa merasa senang terhadap
pelajaran..
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode permainan adalah metode mengajar dimana cara penyajian materi dengan permainan. Sehingga dengan permainan tanpa disadari oleh anak/peserta didik bahwa mereka telah disuguhi pelajaran a. Selain itu, untuk lebih merangsang minat anak-anak belajar. dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti, sehingga mereka lebih mudah belajar dan menerima penjelasan dari pendidiknya maupun dari orang tuanya. Metode permainan (games), terkenal dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga
dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme..[3]
Menurut beberapa pengalaman para ahli, permainan bahasa yang komunikatif memiliki enam ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
a)    Permainan harus saling berinteraksi.
b)    Para pemainan harus memahami aturan yang ada didalam permainan tersebut.
c)    Permainan harus memiliki tujuan yang jelas.
d)    Konteks kegiatannya jelas.
e)    Para pemain harus terlibat secara aktif.
f)     Para pemain mendapat aturan khusus dalam bermain.
Dalam melaksanakan suatu pembelajaran dengan suatu permainan perlu diingat bahwa seorang guru harus terlebih dahulu memberikan arahan kepada siswa, apa yang harus dikerjakan secara jelas. Siswa harus benar-benar paham terlebih dahulu dengan apa yang harus dikerjakan.
Berikut beberapa contoh permainan yang dapat dilakukan untuk anak lower class yaitu sebagai berikut :
1.    Simon says
The teacher asks the students to perform actions.
Teacher : “ simons says sit down“.
               ( siswa duduk)
“simon says put your hands on your head”
(siswa meletakkan tangan dikepalanya)
“simon clap your hands”.
(siswa bertepuk tangan)
Siswa melakukan apa yang dikatakan oleh guru
2.    Question answer
Permainan ini melatih pola kalimat tertentu dan ada unsur bersaing antara siswa dengan kelompok yang lain. Misalnya, pola kalimat what is it ?.siswa dibagi menjadi dua kelompok, kemudian berlomba memberi jawaban.
Contoh : guess what fruit ?
                  Teacher : it’s yellow. It’s long. It’s sweet.
      What is it ?
                  Students : it is …. ( a banana )
                  Teacher : it’s red. It’s round. It’s sweet.
                                    What is it ?
                  Students : it is …..
Selanjutnya bila sudah lancar, posisi guru dapat diperankan oleh anak. Dapat juga siswa dan satu kelompok menyiapkan pertanyaan untuk kelompok lain. Siswa harus menggunakan pola kalimat yang sudah dipelajari atau yang sedang mereka pelajari dengan menggunakan kosakata yang sudah dikenal.
3.    Guessing Games
Guru menunjukkan bungkusan kecil dan meminta siswa untuk menerka apa yang ada didalam bungkusan tersebut. Ini sangat baik untuk melatih yes/no question.
Contoh :
Students : is it a toy ?
Teacher : no, it is’nt.
Students : is it chocolate ?
Teacher : no it is’nt.
Students : can you eat?
Teacher : yes, I can.
4.    Find Differences
Kegiatan yang dilakukan siswa untuk melatih ketelitian siswa yang dilakukan secara berpasangan atau kelompok. Dua gambar diberikan pada siswa dan mereka diminta untuk mencari beberapa perbedaan yang ada pada gambar tersebut dengan menggunakan kosakata bahasa inggris yang sudah dikenal. Mereka juga dapat bertanya kepada guru atau mencari dikamus.
5.    Wisper Game
·      Siswa duduk berderet atau melingkar
·      Guru membisikkan sesuatu (kata atau ungkapan) kepada siswa pertama. Misalnya, are you hungry ?
·      Siswa tersebut melanjutkan dengan membisikkan ungkapan yang sama kepada temannya untuk diteruskan membisikkan kepada yang lain.
·      Bisikan hanya dilakukan satu kali dan tidak boleh diulangi.
·      Siswa terakhir akan menyatakan kata atau ungkapan tersebut dengan suara keras. Siswa pertama juga mengatakan dengan suara keras, untuk mengetahui apakah ungkapan yang didengar siswa terakhir sama dengan siswa yang pertama tersebut.
·      Situasi akan membuat siswa tertawa jika jika kalimat yang diucapkan siswa terakhir sangat berbeda dengan kalimat yang didengar siswa pertama.[4]


BAB III
PENUTUP
    A.   Kesimpulan
Nyanyian adalah serangkaian kata-kata yang dilagukan dengan irama dan nada tertentu. Dengan nyanyian lagu tersebut, guru dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan yang berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari anak.
Lagu diciptakan dengan tujuan utama yaitu :
a.  Lagu yang diciptakan hanya sekedar untuk dinikmati dan
b.  Lagu diciptakan dengan tujuan pembelajaran.
Permainan adalah aktivitas yang dilakukan berdasarkan aturan tertentu. Anak bermain karena mereka senang. Anak belajar melalui permainan. Pada saat mereka bermain bersama, anak berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam interaksi tersebut, keterampilan berbahasa dapat dibangun, terutama menyimak dan berbicara.
Beberapa contoh permainan yang dapat dilakukan:
·         Simon Says
·         Question Answer
·         Guessing Games
·         Find Differences
·         Whisper Game.

    B.    Saran
Penulis mengharapkan kepada pendidik dan peserta didik untuk dapat sadar dan memahami serta berupaya untuk dapat meningkatkan kualialitas pengetahuan terhadap pembelajaran Bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami, selalu memberikan yang terbaik sesuai dengan yang telah ditetapkan.



DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2010. Stategi belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Kasihani K.E Suyanto. 2008. English For Young Learners. Jakarta: Bumi Aksara.
Semiawan, : 2003 Paradigma Baru Pendidikan Anak Dini Usia, Bumi Aksara, Jakarta.
http://fitrirohmawati.blogspot.com/2013/12/metode-pembelajaran-pada-pendidikan.html





[1] Semiawan, Paradigma Baru Pendidikan Anak Dini Usia ( jakarta : Bumi Aksara, 2003), hal. 20.
[2] Kasihani K.E suyanto, english for young learners, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,2007), hlm. 115.

[3] Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan, Stategi Belajar Mengajar, (2010: Rineka Cipta, 2010), hal. 30-32.

[4] OP.cit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar