Turbo

Sabtu, 05 Maret 2016

sinopsis penelitian ABDULLAH SEMESTER VI PGMI/A

Judul : Peningkatan Keterampilan Shalat Fardhu Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Sekolah MI Nurul Jihad Kelas II Tembilahan Hulu

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan dasar atau sekolah dasar merupakan pendidikan  awal bagi anak untuk mengembangkan berbagai keterampilan dirinya. Karena dari pendidikan dasar inilah anak mendapatkan berbagai pengalaman belajar yang kemudian menjadi bekal untuk melanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga peran menanamkan keterampilan-keterampilan sangat  penting untuk menjadi kebiasaan-kebiasaan baik, dan mengembangkan berbagai keterampilan-keterampilan yang nantinya sangat berguna bagi anak dalam proses pendidikannya dan lebih luas lagi dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.
Berbicara tentang  pendidikan, maka tidak akan lepas dari yang nama nya pembelajaran. Kata pembelajaran terdiri dari dua suku kata yaitu belajar dan mengajar.[1]
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan murid dalam suatu tempat ( wadah ) tertentu yang  memilki  tujuan untuk di capai.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Pembelajaran dapat di artikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. [2]
Di dalam pembelajaran banyak sekali keterampilan-keterampilan peserta didik  yang perlu di kembang kan oleh guru, di antara nya keterampilan seperti keterampilan menulis, berbicara dan melakukan. Keterampilan merupakan salah satu asfek yang dinilai dari hasil pembelajaran di kelas, dimana aspek yang lain nya berupa aspek Kognitif dan  afektif.
Keterampilan  adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas atau kecakapan yang disyaratkan secara fisik dan mental.[3] Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan.
Ada banyak keterampilan yang dapat di kembang kan, Setelah anak dapat menguasai pembelajaran pada ranah kognitif, maka di harap kan anak juga akan terampil dalam melakukan nya, terutama pada mata pelajaran yang bersangkutan dengan penerapan nya di dalam kehidupan sehari-hari. Maka ranah keterampilan ( psikomotorik ) sangat di perlukan untuk di tingkat kan. Agar kita tahu bahwa anak tersebut tidak hanya pandai di dalam ranah kognitif nya saja, akan tetapi mereka juga di harapkan terampil dalam melaksanakan nya.
Shalat menurut bahasa arti nya do’a, sedangkan menurut istilah adalah, sebuah perbuatan yang di awali dengan niat dan di akhiri dengan salam, yang di dalam nya terdapat syarat dan rukun-rukun tertentu.[4]  
Shalat fardhu merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat, shalat merupakan sebuah kewajiban bagi tiap-tiap muslim yang sudah baligh ( berakal ) yang di tandai dengan ada nya mimpi basah bagi laki-laki, dan datang haid ( menstruasi ) bagi anak perempuan.[5] Shalat sebagai tiang agama bagi umat islam. Runtuh nya shalat maka runtuh lah juga agama tersebut, dan jika tegak shalat nya, maka tegak lah agama.
Penting nya shalat fardhu di ajar kan pada anak usia dini merupakan bekal mereka di masa  yang akan datang untuk memenuhi tuntutan sebagai muslim yang baik. Sebab nabi pernah bersabda “ amal ibadah seseorang itu tergantung dari shalat nya, jika baik shalat nya maka baik lah juga semua amal ibadah nya, namun jika buruk maka buruk lah juga semua amal ibadah yang lain nya “.
Metode mengajar merupakan cara atau kiat-kiat yang di lakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan bertujuan untuk memmudahkan siswa dalam menerima bahan ajar materi yang di sampaikan oleh guru. [6]
Menurut M. Hanafi, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan rencana yang telah tersusun dalam bentuk kegitan nyata dan praktis untuk mencapau tujuan pembelajaran.[7]
Metode demonstrasi adalah “ suatu cara penyajian informasi dalam proses pembelajaran dengan memperlihatkan tata cara melakukan suatu hal yang di sertai dengan penjelasan secara visual dan audio mulai dari proses hingga akhir dengan jelas. “ [8]
 Sedangkan menurut Syaiful sagala Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.[9]
Menurut Sri Anitah w, metode demonstrasi adalah ketika di dalam pelaksanaan metode selain guru menjadi model, juga dapat mendatangkan narasumber yang akan mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat harus menguasai bahan materi demonstrasi serta mengutamakan aktivitas siswa untuk melakukan demonstrasi.[10]
Penjelasan dari Sri Anitah w, di perkuat oleh junaedi, dkk., yang menyatakan bahwa demonstrasi adalah pertunjukan, yang di maksud pertunjukan adalah, guru menunjukan apa yang sedang di terangkan di dalam pembelajaran. Yang memadukannya dengan metode ceramah.[11]
Selanjutnya menurut Nana Sudjana, metode demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif, karena dapat membantu para siswa untuk jawaban dari usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud adalah suatu metode pembelajaran yang memperlihat kan ( mempertontonkan ) bagaimana proses terjadi nya sesuatu.[12]
Dan menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pembelajaran.[13]
Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode yang memperagakan suatu proses yang bertujuan memperjelas suatu teori-teori secara terlihat  bagaiamana berjalan nya suatu proses agar siswa dapat memahami nya.
Metode ini sangat cocok di gunakan pada mata pelajaran yang bersifat praktek seperti shalat fardu, wudhu, tayamum, dan lain-lain.
Pembekalan pada usia dini tentang shalat sangat diperlukan untuk siswa, karna pada usia ini mereka sangat mudah dalam menerima pelajaran, dan jika sejak usia dini mereka sudah mendapat pembekalan dalam melaksanakan shalat fardhu dengan benar, maka ketika dewasa nanti mereka akan mampu menggunakan nya,
Dan untuk mendapat keterampilan-keterampilan tersebut, maka di perlukan lah pembelajaran yang tidak hanya membuat siswa melihat saja ketika belajar, tapi perlu juga mereka untuk melakukan nya, agar mereka tau dan paham bagaimana tata cara yang benar dalam melaksanakan shalat tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan  Kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Shalat Fardhu Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Sekolah MI Nurul Jihad Tembilahan Hulu :.
  B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi, yaitu
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Identifikasi  masalah diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan shalat fardhu dengan menggunakan metode demonstrasi di sekolah MI Nurul Jihad Tembilahan Hulu 2015/2016.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk :
1. Meningkatan keterampilan shalat fardhu dengan menggunakan metode demonstrasi di sekolah MI Nurul Jihad Tembilahan Hulu 2015/2016.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Melalui pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam penelitian dalam shalat fardhu
2. Manfaat Praktis
Melalui pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan dapat memudahkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqih terutama pada shalat fardhu dan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam dalam merancang pembelajaran dan menjadi acuan terhadap masalah sama dalam penelitian ini ,serta menjadi acuan sekolah untuk meningkatkan kompetensinya sebagai lembaga pendididikan.
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Peningkatan
peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.
2. Keterampilan Shalat Fardhu
Keterampilan shalat adalah suatu kepandaian dalam melaksanakan shalat sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah di tentukan oleh agama.
3. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrsi adalah sebuah metode yang memperagakan langsung tata cara yang melakukan sesuatu hal yang di lakukan oleh guru atau melibatkan peserta didik untuk ikut serta di dalam nya.







[1] Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Kencana, 2013), hlm.18-19.
[2] Ibid., hlm.19.
[3] Didi Supriadi dan Deni Darmawan, Komunikasi Belajar, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 142.
[4] Ali As’ad, Fatkhul Mu’in Jilid 1, ( Kudus: Menara Kudus, 1980), hlm. 9.
[5]Ibid., hlm.12-13.
[6] Werkanis AS dan Marlius Hamadi, strategi Mengajar dalam Pelaksanaan KBK, ( Pekanbaru: Sutra Benta Perkasa, 2005), hlm. 52.
[7] M. Hanafi, pembelajaran sejarah kebudayaan islam, (jakarta : Kementrian Agama RI, 2012), hlm. 271.
[8] Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, ( jakarta : AV Publisher, 2009), hlm. 403.
[9].op.cit. hlm. 142.
[10] Sri Anitah w., Strategi Pembelajaran Di SD, ( jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 5.25.
[11] Junaidi, dkk., Strategi Pembelajaran, ( Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), hlm. 11.8.
[12] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm.83.
[13] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Siswa dalam Interaksi Edukatif, ( jakarta: Rineks Cipta, 2006), hlm. 239.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar