Judul
: Peningkatan Keterampilan Shalat Fardhu Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi
Di Sekolah MI Nurul Jihad Kelas II Tembilahan Hulu
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
dasar atau sekolah dasar merupakan pendidikan awal bagi anak untuk mengembangkan berbagai keterampilan
dirinya. Karena dari pendidikan dasar inilah anak mendapatkan berbagai
pengalaman belajar yang kemudian menjadi bekal untuk melanjut ke jenjang yang
lebih tinggi. Sehingga peran menanamkan keterampilan-keterampilan sangat penting untuk menjadi kebiasaan-kebiasaan
baik, dan mengembangkan berbagai keterampilan-keterampilan yang nantinya sangat
berguna bagi anak dalam proses pendidikannya dan lebih luas lagi dalam
kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.
Berbicara tentang pendidikan, maka
tidak akan lepas dari yang nama nya pembelajaran. Kata pembelajaran terdiri
dari dua suku kata yaitu belajar dan mengajar.[1]
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan murid dalam
suatu tempat ( wadah ) tertentu yang memilki tujuan untuk di capai.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.
Pembelajaran dapat di artikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. [2]
Di
dalam pembelajaran banyak sekali keterampilan-keterampilan peserta didik yang perlu di kembang kan oleh guru, di
antara nya keterampilan seperti
keterampilan menulis, berbicara dan melakukan. Keterampilan merupakan salah
satu asfek yang dinilai dari hasil pembelajaran di kelas, dimana aspek yang
lain nya berupa aspek Kognitif dan
afektif.
Keterampilan
adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas atau kecakapan yang
disyaratkan secara fisik dan mental.[3]
Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk
mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan.
Ada banyak keterampilan yang dapat di kembang
kan, Setelah anak dapat menguasai pembelajaran pada ranah kognitif, maka di
harap kan anak juga akan terampil dalam melakukan nya, terutama pada mata
pelajaran yang bersangkutan dengan penerapan nya di dalam kehidupan
sehari-hari. Maka ranah keterampilan ( psikomotorik ) sangat di perlukan untuk
di tingkat kan. Agar kita tahu bahwa anak tersebut tidak hanya pandai di dalam
ranah kognitif nya saja, akan tetapi mereka juga di harapkan terampil dalam
melaksanakan nya.
Shalat menurut bahasa arti nya do’a, sedangkan
menurut istilah adalah, sebuah perbuatan yang di awali dengan niat dan di
akhiri dengan salam, yang di dalam nya terdapat syarat dan rukun-rukun
tertentu.[4]
Shalat fardhu merupakan rukun islam yang kedua
setelah syahadat, shalat merupakan sebuah kewajiban bagi tiap-tiap muslim yang
sudah baligh ( berakal ) yang di tandai dengan ada nya mimpi basah bagi
laki-laki, dan datang haid ( menstruasi ) bagi anak perempuan.[5] Shalat
sebagai tiang agama bagi umat islam. Runtuh nya shalat maka runtuh lah juga
agama tersebut, dan jika tegak shalat nya, maka tegak lah agama.
Penting nya shalat fardhu di ajar kan pada anak
usia dini merupakan bekal mereka di masa
yang akan datang untuk memenuhi tuntutan sebagai muslim yang baik. Sebab
nabi pernah bersabda “ amal ibadah seseorang itu tergantung dari shalat nya,
jika baik shalat nya maka baik lah juga semua amal ibadah nya, namun jika buruk
maka buruk lah juga semua amal ibadah yang lain nya “.
Metode mengajar merupakan cara atau kiat-kiat
yang di lakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan bertujuan untuk
memmudahkan siswa dalam menerima bahan ajar materi yang di sampaikan oleh guru.
[6]
Menurut M. Hanafi, metode pembelajaran adalah
cara yang digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan rencana yang telah
tersusun dalam bentuk kegitan nyata dan praktis untuk mencapau tujuan
pembelajaran.[7]
Metode demonstrasi adalah “ suatu cara penyajian
informasi dalam proses pembelajaran dengan memperlihatkan tata cara melakukan
suatu hal yang di sertai dengan penjelasan secara visual dan audio mulai dari
proses hingga akhir dengan jelas. “ [8]
Sedangkan
menurut Syaiful sagala Metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada
penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh
peserta didik secara nyata atau tiruannya.[9]
Menurut Sri Anitah w, metode demonstrasi adalah
ketika di dalam pelaksanaan metode selain guru menjadi model, juga dapat
mendatangkan narasumber yang akan mendemonstrasikan objek materi pelajaran,
dengan syarat harus menguasai bahan materi demonstrasi serta mengutamakan
aktivitas siswa untuk melakukan demonstrasi.[10]
Penjelasan dari Sri Anitah w, di perkuat oleh
junaedi, dkk., yang menyatakan bahwa demonstrasi adalah pertunjukan, yang di
maksud pertunjukan adalah, guru menunjukan apa yang sedang di terangkan di
dalam pembelajaran. Yang memadukannya dengan metode ceramah.[11]
Selanjutnya menurut Nana Sudjana, metode
demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif, karena dapat membantu para
siswa untuk jawaban dari usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar.
Demonstrasi yang dimaksud adalah suatu metode pembelajaran yang memperlihat kan
( mempertontonkan ) bagaimana proses terjadi nya sesuatu.[12]
Dan menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode
demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pembelajaran.[13]
Dari pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode yang memperagakan
suatu proses yang bertujuan memperjelas suatu teori-teori secara terlihat bagaiamana berjalan nya suatu proses agar
siswa dapat memahami nya.
Metode ini sangat cocok di gunakan pada mata
pelajaran yang bersifat praktek seperti shalat fardu, wudhu, tayamum, dan
lain-lain.
Pembekalan pada usia dini tentang shalat sangat
diperlukan untuk siswa, karna pada usia ini mereka sangat mudah dalam menerima
pelajaran, dan jika sejak usia dini mereka sudah mendapat pembekalan dalam
melaksanakan shalat fardhu dengan benar, maka ketika dewasa nanti mereka akan mampu
menggunakan nya,
Dan untuk mendapat keterampilan-keterampilan
tersebut, maka di perlukan lah pembelajaran yang tidak hanya membuat siswa
melihat saja ketika belajar, tapi perlu juga mereka untuk melakukan nya, agar
mereka tau dan paham bagaimana tata cara yang benar dalam melaksanakan shalat
tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
melakukan Penelitian Tindakan
Kelas dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Shalat Fardhu Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Sekolah MI
Nurul Jihad Tembilahan Hulu :.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi, yaitu
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
Identifikasi masalah diatas maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah
peningkatan keterampilan shalat fardhu dengan
menggunakan metode demonstrasi di sekolah MI Nurul Jihad Tembilahan Hulu
2015/2016.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk :
1. Meningkatan
keterampilan shalat fardhu dengan menggunakan metode
demonstrasi di sekolah MI Nurul Jihad Tembilahan Hulu 2015/2016.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Melalui pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam
penelitian dalam shalat fardhu
2. Manfaat Praktis
Melalui pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan
dapat memudahkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqih terutama pada shalat fardhu dan dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam dalam merancang pembelajaran dan menjadi acuan terhadap
masalah sama dalam penelitian ini ,serta
menjadi acuan sekolah untuk meningkatkan kompetensinya sebagai lembaga
pendididikan.
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Peningkatan
peningkatan berarti kemajuan. Secara
umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas
maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan
agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam
proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.
2. Keterampilan Shalat Fardhu
Keterampilan shalat adalah suatu kepandaian
dalam melaksanakan shalat sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah di tentukan
oleh agama.
3. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrsi adalah sebuah metode yang
memperagakan langsung tata cara yang melakukan sesuatu hal yang di lakukan oleh
guru atau melibatkan peserta didik untuk ikut serta di dalam nya.
[1]
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Kencana, 2013), hlm.18-19.
[2]
Ibid., hlm.19.
[3]
Didi Supriadi dan Deni Darmawan, Komunikasi
Belajar, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 142.
[4]
Ali As’ad, Fatkhul Mu’in Jilid 1, (
Kudus: Menara Kudus, 1980), hlm. 9.
[5]Ibid.,
hlm.12-13.
[6]
Werkanis AS dan Marlius Hamadi, strategi
Mengajar dalam Pelaksanaan KBK, ( Pekanbaru: Sutra Benta Perkasa, 2005),
hlm. 52.
[7]
M. Hanafi, pembelajaran sejarah
kebudayaan islam, (jakarta : Kementrian Agama RI, 2012), hlm. 271.
[8]
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran
Kreatif dan Inovatif, ( jakarta : AV Publisher, 2009), hlm. 403.
[9].op.cit.
hlm. 142.
[10]
Sri Anitah w., Strategi Pembelajaran Di
SD, ( jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 5.25.
[11]
Junaidi, dkk., Strategi Pembelajaran,
( Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), hlm. 11.8.
[12]
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm.83.
[13]
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Siswa
dalam Interaksi Edukatif, ( jakarta: Rineks Cipta, 2006), hlm. 239.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar